
Memilih suatu bidang pekerjaan yang sesuai dengan passion atau minat merupakan cita-cita dambaan banyak orang.Dan bagaimana tidak, dengan begitu kita bisa bekerja dengan bersemangat penuh gairah, menikmati, dan tentu hasilnya pun lebih maksimal, dibandingkan dengan melakukan sesuatu hal pekerjaan yang secara terpaksa.
Tetapi disisi lain tak semua
orang mengetahui apa yang menjadi
passion dalam dirinya. Kita bisa mendapatkan berbagai cara dan tips dalam
menemukan passion di mesin pencarian (search engine) Google,Yahoo dll. Beberapa
hal berikut ini juga dapat digunakan sebagai panduan/pedoman untuk mengetahui
apa sebenarnya passion yang ada dalam diri kita.
1. Menggali
dari perasaaan iri
Perasaan iri tidak selamanya
buruk dan jelek, melainkan bisa menjadi sebuah indikator/pertanda dari sesuatu
milik orang lain punyai dan kita menginginkan hal tersebut. Certified Career
and Life Coach, Allison Task mengatakan tentang dirinya kadang mengidentifikasi
perasaan cemburu dari kliennya pada seseorang, untuk menemukan suatu passion
ataupun apa yang mereka inginkan dalam sebuah jenjang karier.
Contoh misalkan, apabila
perasaan iri dengan pekerjaan (profesi) orang lain seperti pengacara. Padahal
kenyataanya, kita tidak mempunyai ketertarikan ilmu di bidang hukum(law). Coba untuk
mengggali kembali apa yang membuatmu diri kita iri? Apakah persoalan gengsinya
(prestise) ? Menyoalkan pekerjaannya yang sering melakukan jalan-jalan? Pakaian
yang rapi dan formal ? Tingkat Kesejahteraan? Bagaimana lantas dengan jam kerja
(workload) yang tinggi sehingga kehidupan pribadi dikesampingkan orang yang
menggeluti profesi pengacara?
"Dari stigma yang melekat pada pribadi orang
lain yang membuat kita mempunyai perasaan iri hati tersebut, sehingga diri kita
dapat mengenali berbagai aspek-aspek cakupan yang spesifik dari profesi ataupun
kehidupan mereka yang tentunya juga ingin kita miliki sepenuhnya,sehingga dapat
membantu dalam menemukan sebuah komponen dari pekerjaan ataupun kehidupan
yang didambakan," tegasnya.
Allison mengusulkan agar diri
kita segera menemukan setidaknya tiga sampai lima orang yang membuat kita
memiliki perasaan "iri". Kemudian, menggali lebih dalam untuk
menemukan aspek apa dalam hidup mereka yang membuat kita juga ingin mencapainya.
2. Mencari keahlian yang diminati serta dipelajari
Allison menceritakan
pengalamannya dengan seorang kliennya dilapangan.Tentang seorang ibu yang
benar-benar sibuk dalam mengurusi buah hatinya, orang tuanya, hewan peliharaannya,
hingga pertukaran siswa pelajar. Sedangkan realitanya suaminya seringkali
bepergian untuk melakukan pekerjaan dinas luar.
Dalam mendalami tahapan
proses karirnya, pada waktu belakangan ini dirinya menyadari akan suatu hal bahwa
dirinya mempunyai pekerjaan yang vital dan banyak pihak bergantung padanya.
"Dia menikmati akan pekerjaan itu," tutur allison.
Dirinya menginginkan punya
kesempatan (opportunity) yang lebih lagi untuk merawat dirinya sendiri.(self
care) pada belakangan, pihak ibu tersebut mengambil sertifikasi meditasi berupa
yoga. Bukan karena faktor ingin mengajar. Namun dirinya berkeinginan mempelajari bagaimana dalam
merawat dirinya untuk kebahagiaan yang sejati dalam mendapat ilmu pengetahuan.
Kita dapat menerapkan contoh
kasus tersebut pada diri kita masing-masing untuk menemukan passion dalam diri
masing-masing.
3. Menemukan siapa tokoh role model panutanmu?
Seharusnya kita memukan
setidaknya tiga orang role model atau panutan dalam hidup kita. Kemudian, memikirkan
secara spesifik tentang value added pada masing-masing dari mereka yang membuat
diri kita merasa terinspirasi. Misalnya,
karena ide-ide inovasinya kecerdasannya, gebrakan yang pernah dibuat,
kecantikannya, dan hal hal lainnya.
Hal demikian dapat membantu
kita untuk mengidentifikasi nilai-nilai value yang kita miliki. Ini merupakan menjadi
bagian dan irisan dari apa itu passion dalam diri kita yang sesungguhnya.
4. Apa hal passion yang berhenti kita kejar pada pertengahan umur 20 tahun
Banyak ditemukan beberapa atlet
ataupun musisi yang berhenti mengejar mimpinya pada umur pertengahan 20 tahun dikarenakan
masalah waktu dan tempat, misalnya terhambat karena faktor pekerjaan penuh
waktu.
Menanyakan, apa hal-hal yang
kiranya benar-benar kita menyukai namun berhenti mengejarnya karena sejumlah
alasan dan latar belakang keadaan. Misalnya saja kita ingin menjadi pemain
sepakbola. Saat tidak dapat menjadi seorang pemain professional, mungkin kita
bisa memilih dari sudut pandang lainnya, seperti misalnya menjadi pengikutnya,
membuat sebuah grup komunitas, bahkan bisa saja menjadi pelatih ataupun mentor.
"Baik dalam hal passion tersebut merupakan sebuah jenjang karier maupun hobby, selalu terdapat jalan yang terbuka lebar untuk kembali dalam meraihnya," tutur Allison.
5. Mencermati keunikan dalam diri sendiri
Beberapa orang ragu-ragu
disaat dimintai untuk menyebutkan keunikan (ciri khas) dalam dirinya. Tujuan
utama mengenali keunikan dalam diri sendiri bukan untuk memamerkan sikap
sombong, namun untuk lebih berpikiran terbuka mengenali keunikan dalam diri
sendiri. Keunikan-keunikan hal yang kecil yang ada pada diri kita ini bisa jadi
menuntun kita tentang apa bidang passion kita sebenarnya.
6. Menanyakan pada tiga sahabat terdekat kita, tentang apa yang membuat
kita unik dan spesial
Mungkin sebagian dari kita
malu untuk membunyikan perihal kelebihan dalam diri kita. Namun di kalangan sahabat-sahabat
terdekat kita mempunyai berbagai alasan mengapa dari banyak sekali orang di
dunia ini, mereka memilih diri kita sebagai sahabat mereka. Apa faktor yang
membuat kita spesial di mata mereka? Mungkin karena kita cerdas, dapat
dipercaya, atau orang yang perhatian, mudah bergaul.
Mengevaluasi apakah
kelebihan kita tersebut memang sejak dahulu melekat dalam kepribadian kita atau
terus berkembang. Untuk selanjutnya mencocokkan dengan jawaban pada point
pertanyaan sebelumnya. Faktor keunikan ini adalah yang akan membuat kita
menjadi kita yang sebenarnya.
7. Mengingat kembali (flash back) ke masa kecil
Pada masa kecil, salah
satunya padaa saat masih duduk di bangku sekolah dasar, merupakan masa yang
membahagiakan dalam hidup kita dikarenakan belum memikirkan beban ini dan itu.Lantas
apa yang menjadi kegemaran/hobby kita disaat itu? Apa yang kita gunakan? Apa
yang kita cita-citakan padaa saat itu? Siapa tokoh yang padaa saat itu kita
jadikan seorang panutan? Dari jawaban dari setiap pertanyaan tersebut kita bisa
mengkorelasikan dengan apa yang mungkin menjadi passion pada diri kita.
Allison menceritakan tentang
salah satu kliennya yang saat di waktu masih kecil sangat menyukai bidang seni.
Namun dilain sisi hal tersebut tidak didukung oleh kedua orangtuanya. Walau pada
diri kita tidak dapat mendalami passion kita karena berbagai sebab dan alasan,
bukan berarti pada saat fase dewasa kita tak dapat melanjutkannya. Ada banyak
cara untuk melakukannya, misalnya dengan mengikuti kelas dan komunitas hobby
yang sesuai dengan passion kita.
8.
Mengingat momen hari yang paling menyenangkan
Coba kita untuk mengingat
hari-hari biasa yang paling berkesan dalam hidup kita (namun disini bukan
seperti hari pernikahan,ulang tahun ataupun liburan). Secara detail mengingat bagaimana
kita dalam menghabiskan hari tersebut.Sebaiknya untuk mengalokasikan dalam
kurun waktu sekitar 10 menit untuk menuliskannya.Membuat sedetail mungkin tentang perinciannya .
Allison sendiri mengakui
banyak kliennya yang mendapati karakter emosional bahkan sampai menangis pada
saat mengerjakan task tugas ini. Sebab, pada diri mereka mengingat kembali
tentang pengalaman-pengalaman hebat yang telah mereka lalui. Hal tersebut dapat
mengarahkan mereka kembali pada apa itu nilai-nilai dan passion mereka sebenarnya.
9. Cara
menghabiskan uang yang dimiliki
Apabila diberikan sejumlah
uang yang nominal tersebut sangat besar, misalnya saja 100 miliar, sampai diri kita
sendiri tak perlu lagi untuk bekerja seumur hidup selamanya, apa yang akan kita
lakukan kedepannya ? Dengan mengenali dari setiap jawabannya kita dapat
mengenali apa yang akan kita inginkan dan kontribusi apa saja yang dapat
diberikan.
10.
Apabila perusahaanmu membayar kita untuk menjadi relawan, bagaimana kita memanajemen
waktu tersebut secara optimal ?
Bagaimana diri kita
menghabiskan waktu luang cukup sekali dalam memberikan informasi tentang
passion kita yang sesungguhnya. Mencoba untuk memikirkan kita secara tiba-tiba
di suatu tempat, melainkan tanpa gawai/gadget apapun,lantas apa yang akan kita
lakukan? Cara kita dalam menggunakan kemampuan diri (skill) dan pengelolaan waktu,sehingga
dapat menggambarkan banyak persoalan tentang passion kita sebenarnya. Alangkah
baiknya apabila passion tersebut dapat membantu hajat hidup orang banyak dan
menyelesaikan masalah-masalah ketimpangan sosial.