Caranya Menghentikan Kebiasaan Post Status WhatsApp - Sudah bukan menjadi suatu rahasia umum lagi apabila sosial media aka “Sosmed” telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan seolah diri kita tidak dapat hidup tanpa mengakses aplikasi sosmed. Lantas kemudian di smartphone kita pasti setidaknya terdapat 3 aplikasi platform sosial media yang terinstall sebut saja diantaranya Facebook, Instagram,Twitter dan lain sebagainya. Entah itu pada saat sedang pergi dengan seseorang, pergi ketempat tertentu atau sedang makan disebuah kafe millennial, bisa dipastikan diantara kalian seringkali untuk mengupdate story status dan apabila sudah sampai pada tahapan ini berarti kita sudah terindikasi adiktif sosial media. Pada esensinya tidak semua hal dan momen yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari harus selalu dijadikan sebuah story status.
Saya selaku
pribadi yang gaptek sebenarnya bukan tipikal orang yang sering meng-update
status story di platform WhatsApp ataupun juga pada platform sosial media yang
lain.Hanya sesekali saja dikala waktu tertentu saja,dengan membagikan foto
pemandangan alam yang sedang saya sukai, ataupun membagikan editing gambar yang
saya modifikasi sebelumnya.Apabila ditelaah secara cermat rasanya teramat
sangat tidak nyaman apabila setiap hari dan waktu harus melakukan sebuah update
status di platform WhatsApp. Terkadang saya juga berpikir mengapa sedemikian
bisa seseorang dalam mengupdate status story di platform WhatsApp hampir setiap
menit dan jam sampai-sampai tampilan pada story-nya menjadi sebuah titik-titik
kecil (apabila kata orang pada era dahulu seperti sederetan barisan semut). Pada saat
cucian pakaian yang sudah kering harus kembali menjadi basah karena terkena guyuran
hujan kemudian dijadikan sebuah status, terkena sakit demam sedikit dijadikan sebuah
status, bahkan hal yang lebih menggelitik terkadang urusan berdoa dengan Yang
Maha Pencipta-Nya dijadikan sebuah status.Terdapat beberapa trik dan tips yang
menurut perspektif saya lumayan efektif dan solutif suapaya dapat menghentikan adiktif
dari kebiasaan dalam memposting status story di WhatsApp, dikarenakan saya
pribadi pun juga mempraktekannya secara step by step.
1. Menyibukkan Diri / Membuat diri menjadi
Produktif
Iya, betul sekali. Menjadikan diri sebagai seorang pribadi yang bersifat produktif. Melakukan hal-hal di luar gadget (gawai) yang kita sukai, seperti misalnya membaca berbagai macam literasi dengan pergi ke toko buku, mengobrol secara langsung dengan orang-orang di sekitar lingkungan tanpa memegang gadget. Hal demikian seperti yang biasanya saya dan teman-teman saya lakukan di lapangan, apabila kita berkumpul disuatu kopdar,smartphone masing-masing dikumpulkan supaya tidak ada yang sibuk mengoperasikannya apabila sedang quality time dengan rekan ditempat tersebut. Apabila misalkan kita berkeinginan tetap produktif namun juga tetap menggunakan sebuah gadget, dapat dicoba dengan menggunakan aplikasi menggambar secara digital ataupun membaca dalam platform E-book.
2. Membisukan
semua status story pada WhatsApp
Ya ternyata cara demikian betul sekali efektif. Saya pribadi melakukan fitur muted semua status pembaruan di kontak pribadi saya tanpa terkecuali. Sejak kapan hal tersebut saya lakukan ? Ya tentunya belum terlalu lama akhir-akhir ini, namun ternyata terbukti cukup efektif dan solutif untuk saya pribadi.
3. Menyimpan
sebatas lingkup kontak orang-orang terpenting atau yang sering dihubungi
Pada waktu dahulu awal nomor saya diaktifkan, saya
pribadi hanya menyimpan kontak dari sanak keluarga saya,dari nomor ibu dan dua adek
saya. Namun dikarenakan saya pribadi waktu itu mulai bekerja di suatu tempat
yang baru, saya mulai memfilter tentang data nomor-nomor rekan kerja saya yang
harus saya simpan di buku telepon saya.
4. Tidak
semua momen dalam kehidupan harus dibagikan ke publik
Ya betul sekali, semua kalangan tidak harus terus-menerus
mengetahui apa yang sedang kita alami di
setiap perjalananan waktu dalam hidup kita, entah itu menyangkut perasaan bahagia
ataupun sedih gundah gulana,cukup kita dan orang-orang terdekat disekitar kita
saja yang mengetahuinya. Atau mencoba untuk memfikirkan kembali secara
matang,mengapa semua hal dan momen harus di post dalam story update? Membuat
perasaan lega dan plong ? Bukan jaminan seutuhnya, konon katanya bisa menjadikan
lega, namun menurut saya pribadi hal tersebut hanya perasaan yang harusnya
diluruskan kedepannya.
Dikarenakan untuk saya pribadi, platform sosial media dan kehidupan dunia nyata merupakan dua aspek yang benar-benar berbeda. Terima kasih ! Semoga bermanfaat untuk para pembaca dimanapun kalian berada.
Baca selengkapnya : "Cara Mengetahui Orang yang Memblokir pada WhatsApp"
0 komentar:
Post a Comment